Kontroversi Atlet Tinju Ini Dia Momen-momen Gemilang yang Dibayangi Polemik

Tinju, olahraga pukulan dan taktik, terkadang menjadi sorotan bukan hanya karena aksi gemilang di atas ring, tetapi juga karena sejumlah kontroversi yang mengejutkan. Berikut adalah beberapa momen kontroversi atlet tinju beserta kronologinya:

Mike Tyson vs. Evander Holyfield II (1997): Gigitan Terkenal

Pertandingan ulang antara Mike Tyson dan Evander Holyfield pada 28 Juni 1997, dihiasi dengan insiden gigitan Tyson yang terkenal. Tyson memutuskan untuk menggigit bagian telinga Holyfield, menyebabkan kegemparan besar di dunia olahraga. Pertandingan dihentikan dan Tyson didiskualifikasi.

Olimpiade Seoul 1988: Kontroversi Roy Jones Jr.

Roy Jones Jr., yang kemudian menjadi salah satu petinju terhebat, mengalami kontroversi atlet tinju pada Olimpiade Seoul 1988. Meskipun mendominasi pertandingan final kelas ringan-tengah, Jones kalah secara tidak adil melawan Park Si-hun dalam keputusan wasit yang kontroversial. Insiden ini memicu perubahan dalam sistem penilaian tinju Olimpiade.

READ  Olahraga Ekstrem 2023: Prestasi Luar Biasa yang Menginspirasi

Buster Douglas vs. Mike Tyson (1990): Kejutan Besar

Mike Tyson dianggap sebagai petinju yang hampir tak terkalahkan, tetapi semuanya berubah pada 11 Februari 1990, ketika James “Buster” Douglas berhasil mengalahkannya dalam pertandingan yang sangat kontroversial. Beberapa pertanyaan muncul terkait hitungan wasit dan kondisi Tyson saat itu.

Floyd Mayweather vs. Manny Pacquiao (2015): Kontroversi Keputusan Wasit

Pertandingan mega antara Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao pada 2 Mei 2015, menjadi salah satu yang paling menguntungkan secara finansial, tetapi juga diwarnai dengan kontroversi atlet tinju. Beberapa pihak meragukan keputusan wasit terkait strategi bertahan Mayweather, yang mengakibatkan ketidakpuasan di antara penggemar dan pakar tinju.

Sonny Liston vs. Muhammad Ali (1965): Pencurian Ternama Ali

Pada 25 Februari 1964, pertandingan antara Sonny Liston dan Muhammad Ali (ketika masih dikenal sebagai Cassius Clay) menciptakan kontroversi. Ali, yang saat itu dianggap sebagai underdog, memenangkan pertandingan setelah Liston menyerah pada ronde keenam. Keputusan ini dianggap mencurigakan, dan banyak spekulasi tentang apakah Liston menyerah secara sengaja untuk menghindari pukulan telak dari Ali.

READ  Tak Hanya Kalah, Timnas Spanyol U-17 Juga Bersedih Meninggalkan Indonesia!

Diskualifikasi Luis Resto (Januari 2010)

Pertandingan antara Luis Resto dan Billy Collins Jr. pada tahun 1983 menciptakan kontroversi besar ketika diketahui bahwa tangan Resto di balut dengan tambahan lapisan yang membuat pukulannya lebih mematikan. Pada Januari 2010, dokumenter “Assault in the Ring” mengungkapkan sisi gelap tinju dan dampak psikologis yang masih dirasakan oleh keluarga Collins. Kontroversi ini membangkitkan kembali pembicaraan tentang etika dan keadilan dalam olahraga tinju.

Pertandingan David Haye vs. Audley Harrison (November 2010)

Pertandingan ini dipromosikan sebagai pertarungan sengit antara dua petinju Inggris, tetapi banyak yang meragukan keaslian pertandingan tersebut. Kritik menyatakan bahwa pertarungan itu tidak seimbang dan lebih mirip pertunjukan daripada pertandingan serius. Kontroversi atlet tinju ini membuka diskusi tentang integritas pertandingan tinju profesional dan sejauh mana promotor dapat mempengaruhi hasil.

READ  Bendera Korea Utara di Asian Games 2022 Hangzhou: OCA Kena Sanksi WADA

Skor Kontroversial: Pacquiao vs. Marquez III (November 2011)

Meskipun pertandingan ini berlangsung pada tahun 2011, dampaknya terasa kuat dalam olahraga tinju sepanjang tahun 2010. Pertarungan antara Manny Pacquiao dan Juan Manuel Marquez berakhir dengan keputusan mayoritas untuk Pacquiao. Namun, banyak pengikut dan penggemar meragukan keputusan tersebut, menganggap skor yang diberikan tidak mencerminkan kinerja sebenarnya di atas ring.

Kontroversi atlet tinju sering kali meninggalkan bekas yang sulit dilupakan. Meski dihiasi dengan momen gemilang, tinju juga mencerminkan sisi gelap yang harus diatasi oleh olahraga ini demi keberlanjutan integritas dan keadilan.